Berada di pesisir barat Pulau Sumatera, Kabupaten Seluma menempati urutan ketiga dengan luas perkebunan kelapa sawit terbesar di Provinsi Bengkulu. Data Badan Pusat Statistik BPS tiga tahun terakhir menunjukkan area tanam sawit pun terus bertambah. Tahun 2018, luas perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Seluma 31,44 ribu hektare. Kemudian tahun 2019 menjadi 31,49 ribu hektare dan tahun 2020 menjadi 31,60 ribu hektare. Potensi perkebunan ini dilirik sebagai peluang ekonomi bagi ibu-ibu di Desa Tanjungan, Kecamatan Seluma Barat, Kabupaten Seluma. Daripada dibuang begitu saja, mereka memanfaatkan lidi dari pelepah kelapa sawit yang sudah tua. Lidi tersebut dibuat jadi peralatan rumah tangga seperti piring, nampan, keranjang buah, dan tempat sendok. Peralatan ini tidak hanya dipakai untuk keperluan pribadi, tapi juga dijual ke sejumlah wilayah di luar Provinsi Bengkulu, termasuk disewakan saat pesta. Seperti yang dilakukan Nurmalaini, 31, pembuat anyaman dari lidi kelapa sawit. Nurma saat itu tengah membersihkan kebun sawit miliknya. Tangannya sigap meraih satu pelepah sawit yang sudah tua. Satu per satu helai daun disisir hingga jatuh ke tanah. Daun tersebut ia bersihkan, menyisakan tulang daun atau biasa disebut lidi. "Biasanya daun dan pelepah ini dibiarkan saja di tanah jika sudah jatuh. Jadi pupuk organik untuk tanaman kelapa sawit. Tapi setelah ibu-ibu di sini mahir membuat lekak piring, tidak semua daun dibiarkan membusuk di tanah," ujar Nurma kepada DW Indonesia. "Ini pas umurnya, masih lentur jadi tahan lama. Pernah juga mencoba membuat dari lidi kelapa biasa, tapi patah. Lidi kelapa sawit ini yang paling bagus," ujar NurmaFoto Nurma memilih pelepah sawit yang warnanya belum terlalu coklat. Pelepah yang terlalu tua lidinya keras dan mudah patah. Untuk membuat satu buah piring diperlukan 112 batang lidi dari 1-2 pelepah kelapa sawit. Lidi tersebut dibagi menjadi 7 bagian sesuai jumlah ruang dalam piring. Setiap bagian terdiri dari 12 batang lidi kelapa sawit. Mengais rezeki demi tambah penghasilan keluarga Ibu rumah tangga dengan dua putri ini, sehari-hari membantu suaminya membersihkan kebun kelapa sawit. Sejak 5 tahun terakhir, ia mahir membuat beragam kerajinan dari lidi kelapa sawit. Pendapatannya mulai bertambah. Ia mulai mendapat pesanan. Setiap minggu, Nurma bisa membuat 1 lusin piring. Ada piring anyaman tersimpan di rumahnya. Piring tersebut khusus untuk disewakan, sudah dipelitur dan disusun rapi. Sesekali keluarkan untuk dibersihkan dari debu yang menempel. "Kalau sudah dipelitur satu buah piring harganya jadi Berbeda untuk tempat buah dan nampan, lebih mahal karena bahan baku lidinya lebih banyak. Bisa sampai 5 pelepah. Jadi harga jualnya mulai dari hingga per buah. Namun, kalau sewa cukup membayar Rp500 per piring," jelasnya. Mandiri anyam lidi dengan keterbatasan Kemampuan menganyam lidi kelapa sawit, Nurma dapatkan dari Zahana, 48, seorang ibu yang tinggal di desa yang sama. Zahana juga belajar mandiri. Bermula saat ia melihat lekak di rumah adiknya. "Penasaran, dan tertarik, akhirnya saya buat sendiri. Ternyata mudah. Setelah itu, baru ibu-ibu di sini berminat untuk belajar. Bahan bakunya banyak di sini, sayang kalau tidak dimanfaatkan. Apalagi gratis," terang menganyam lidi daun sawit yang baru ia bersihkan. Ia mengaku pemasaran produk mereka masih sangat terbatas. "Kami belum begitu mahir menjual. Mungkin kami bisa dibantu agar pemasarannya stabil," harapnyaFoto Tidak hanya berbagi ilmu dengan para perempuan di Desa Tanjungan, Zahana dan Nurma kerap diundang Dinas Koperasi setempat untuk mengajar ke desa tetangga. Alhasil, saat ini tidak hanya ibu-ibu di Desa Tanjungan saja yang mahir, desa lain sudah bisa mengikuti. "Sekarang alhamdulillah sudah semakin banyak yang bisa. Di desa ini saja ada 9-11 ibu yang serius. Walaupun usaha sampingan tapi cukup menghasilkan," lanjutnya. Dikenal sebagai desa pembuat kerajinan anyaman lidi kelapa sawit, Zahana mengaku pembeli sendiri datang untuk memesan. Umumnya pembelinya berasal dari Lubuklinggau dan Jawa Barat. Di antara para pembeli itu ada pemilik usaha pecel lele, ada juga yang membeli untuk dijual kembali. Piring pecel lele alternatif pengganti plastik Peneliti dari Ecological Observation and Wetlands Conservation Ecoton, Alex Rahmatullah, mengapresiasi pemanfaatan lidi kelapa sawit untuk membuat piring dan alat rumah tangga lainnya karena bisa menjadi alternatif pengganti alat makan berbahan plastik. "Sejauh ini yang dimanfaatkan hanya lidi sawitnya saja, ya tidak masalah. Ini bagus karena organik dan sifatnya reuse dari limbah. Ketika dibuang ke alam, proses penguraiannya lebih cepat, bisa 2-6 minggu," kata Alex. Lidi dari kelapa sawit secara teoritis relatif lebih aman karena tidak mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin yang umumnya ada di tandan kosong kelapa sawit yang saat ini sudah bisa digunakan untuk membuat bioplastik, ujar Alex. Mengutip data BPS tahun 2021, Alex mengatakan Indonesia saat ini merupakan negara ke dua penyumbang sampah terbesar di dunia, setelah Cina. Setiap tahun Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah plastik, dari jumlah tersebut 3,2 juta ton berakhir di lautan. "Ini bisa menjadi salah satu solusi meminimalisir plastik. Tidak hanya dibuat piring, juga bisa untuk kemasan produk lain. Namun kita tidak menyarankan untuk penggunaan massal yang bisa berdampak dengan perluasan lahan sawit, karena dampaknya bisa ke lingkungan," ujarnya. ae
Umumnya lidi dari pelepah sawit dimanfaatkan untuk pembuatan sapu lidi. Namun, dengan berkembangnya inovasi dan preferensi pasar, lidi sawit telah dikembangkan menjadi beberapa jenis produk kerajinan ( handcraft) seperti piring anyaman hingga tas. Dalam laporan Palm Oil Indonesia dikatakan, "Tingginya preferensi dan minat konsumen pasar global
Kumpulan warga Desa Mekar Jaya SP5, Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau memiliki galeri bernama Maju Jaya Lidi, yang berhasil memanfaatkan pelepah sawit menjadi kerajinan bernilai ekonomis sejak tahun 2018 lalu. Tumpukan lidi yang berasal dari pelepah sawit ini dimanfaatkan menjadi beragam kerajinan, seperti piring, nampan, tempat buah, tempat minuman gelas, dan kerajinan lainnya yang dapat membantu perekonomian warga desa. Kelapa sawit adalah salah satu tanaman yang memiliki manfaat yang berkelanjutan karena tidak menyisakan limbah. Selain buahnya dapat diolah menjadi minyak kelapa sawit, hampir semua bagian dari kelapa sawit dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi barang bernilai ekonomi, salah satunya yakni pelepah sawit. Seluruh anggota Galeri Maju Jaya Lidi ini merupakan petani sawit yang sebagian besar merupakan mitra Asian Agri. Siti Aisyah, anggota termuda sekaligus Ketua Galeri Maju Jaya Lidi mengungkapkan, “Awalnya warga desa di sini mendapat pelatihan di Kantor Desa Mekar Jaya. Saat itu kami memilih usaha kerajinan sawit karena bahan bakunya mudah didapatkan yaitu dari kebun sendiri, jadi ketika panen sekalian mengambil pelepah dan diolah kembali menjadi kerajinan anyaman sawit.” Proses mengolah kerajinan sawit dimulai setelah para perajin mendapat bahan baku dari kebun sawit, berupa pelepah yang kemudian dibersihkan dan lalu diserut terlebih dulu menggunakan mesin penyerut lidi. Setelah itu, lidi sawit dapat dianyam menjadi berbagai macam kerajinan, baru kemudian divernis untuk mengubah warnanya dan membuat anyaman menjadi lebih awet dan mengkilat, yang kemudian dapat dipasarkan. Untuk menghasilkan sebuah piring cantik yang berawal dari lidi yang telah diserut, Aisyah dan kawan-kawannya membutuhkan waktu sekitar satu jam. Selain sebagai pengisi waktu luang, kerajinan sawit ini juga kini menjadi pendapatan alternatif warga Desa Mekar Jaya. Klumpuk, salah satu anggota Maju Jaya Lidi yang juga merupakan petani mitra Asian Agri ini mengungkapkan, “Sekarang saya berada di masa peremajaan sawit, sehingga membutuhkan usaha lain, oleh karena itu saya bergabung di usaha kerajinan lidi ini sebagai pendapatan alternatif.” Untuk penghasilan pribadi, Aisyah mengutarakan bahwa kerajinan sawit dapat menghasilkan omzet sekitar Rp setiap bulannya. Berbicara mengenai pemasaran produk-produk kerajinan sawitnya, Aisyah mengatakan bahwa kegiatan pemasaran saat ini masih dijalankan masing-masing anggota. “Saat ini pemasaran masih kami jalankan sendiri, ada yang menjual tempat buah ke toko buah yang dapat digunakan untuk parcel, ada yang melalui toserba, ada juga yang melalui online, karena itu kami berharap ada yang memasarkan kerajinan warga di sini,” jelas Aisyah. Tak hanya untuk dijual, piring-piring anyaman ini juga dapat disewa. “Piring-piring anyaman kami juga dapat disewa jika ada yang mengadakan pesta perkawinan atau acara formal lainnya, tentu harganya berbeda dengan membeli,” tambah Aisyah. Jika melihat perkebunan kelapa sawit yang luas khususnya di Pelalawan, Riau, usaha pemanfaatan pelepah sawit ini masih sangat menjanjikan. Ke depannya, Aisyah mengungkapkan bahwa bisnis kerajinan sawit ini sangat berkelanjutan. “Selain bahan bakunya mudah didapat, terlebih bagi kami yang tinggal dikelilingi kebun sawit ini, berkat kreativitas keluarga petani sawit mengubah pelepah menjadi produk kerajinan ini pun, ekonomi warga desa juga meningkat, sekaligus mengubah waktu luang menjadi uang.”
Sesuaidengan ukuran yang diinginkan, lidi diselipkan pada ujung lingkaran supaya terbentuk seperti piring. 4. Jika piring berdiameter besar biasanya terjadi penyambungan lidi dengan cara ditindih berdasarkan pola anyaman yang dibuat. 5. Finishing, dengan diplitur, cat, ataupun proses melamik. Gambar 2.2.
- Provinsi Riau merupakan Provinsi yang memiliki luas area perkebunan kepala sawit terluas untuk Indonesia, dan ini tidak ada yang membantahnya. Nah, dari kelapa sawit ada yang namanya lidi yang berasal dari batang daunnya. Limbah ini ternyata punya nilai sendiri setelah buah kepala sawitnya. Dan bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk yang bernilai ekonomis. Dapat ditegaskan juga, kelapa sawit juga merupakan salah satu tanaman yang menyokong perekonomian di Riau. Setiap hendak memanen buah kelapa sawit, biasanya terlebih dahulu memotong pelepahnya atau daunnya. Agar tidak menjadi limbah, pelepah sawit biasanya diambil lidinya untuk dimanfaatkan menjadi barang yang lebih berguna, mulai dari kerajinan tangan dengan bahan dasarnya ialah lidi kelapa sawit. Hal ini tak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Tidak hanya itu, limbah lidi sawit ini juga bisa dibuat menjadi aneka bentuk suvenir, seperti piring tempat buah, parcel, mangkok nasi, bahkan lampu-lampu hias yang sangat unik dan lainnya. Sebagai informasi pentingnya, banyak dari masyarakat petani kelapa sawit yang menyepelekan lidi kelapa sawit. Padahal jika kita kaji, ada banyak manfaat dari bahan baku lidi kepala sawit, yang nantinya dapat menambah income pendapatan bagi masyarakat juga, dan tentu ini dapat mendorong perekonomian. Artinya, limbah lidi kelapa sawit ini tak hanya dimanfaatkan menjadi sapu atau tusuk sate saja, tetapi lidi kelapa sawit bisa disulap menjadi berbagai produk kerajinan tangan yang menarik dan unik yang mampu menarik perhatian konsumen. Divisi Komunikasi Apkasindo Riau, Goldameir Mektania B Com menyampaikan, saat ini ada potensi besar terkait pemanfaatan lidi sawit ini. "Di Apkasindo masih digerakkan dengan mensosialisasikan hal ini, karena nggak semuanya berpikiran seperti itu," katanya, Sabtu 3/9. Tentunya hal ini perlu dibarengi dengan pemasaran yang optimal, dan perlu dukungan dari Pemerintah Daerah, karena pada umumnya pengerajin limbah lidi kelapa sawit ini banyak yang berdomisili di kawasan perkebunan dan pedaleman atau pedesaan. "Di Riau sudah banyak yang memanfaatkan lidi sawit ini, ada yang dijual per ikat, juga ada yang dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tangan," ucapnya Golda mengatakan, dalam sebuah kebun sawit bisa mendapatkan banyak lidi, terlebih setiap kali memanen kelapa sawit, akan banyak pelepah kelapa sawit yang dipotong dan tidak terpakai lagi. Padahal pelepah sawit memiliki daun-daun yang dapat diambil lidinya. Namun, Golda menilai harga jual lidi sawit dari para petani ini cukup murah, hanya Rp3-5 ribu per ikat. Kemudian dibawa ke pengepul yang biasanya dijual dengan harga yang jauh lebih mahal. Pihaknya saat ini berupaya menemukan jalan bagi para petani sawit untuk dapat menjual lidi sawit dengan harga yang bagus dan senilai dengan usaha pembuatannya, terlebih pelepah sawit memiliki tekstur lebih tajam daripada pelepah pohon kelapa. "Kami mencoba mengkoneksikan ke pasar ekspor, agar lebih tertampung, dan harganya lumayan. Kami melihat potensi untuk ekspor ini. Saat ini masih tahap eksplorasi, sudah ada beberapa yang ngomong ke kami, dan akan dibina. Kalau nggak tahu jualnya ke mana, melalui koperasi, kami saat ini sedang mencari investor dan pasar yang baik," ujarnya. Golda berharap, pihaknya dapat merangkul dan membantu petani sawit dalam melihat potensi-potensi yang bisa diambil dari kelapa sawit ini. Sehingga, petani tak hanya melihat buah kelapa sawit saja, tetapi juga memanfaatkan hal-hal lain untuk menunjang perekonomian. Ia memaparkan, selain buah dan lidi sawit, juga masih ada janjangan kosong jangkos yang bisa dijadikan pupuk. "Jangan hanya bertumpu pada buah saja. Harapannya, kami bisa memberikan harga yang tinggi baik untuk lidi sawit dan lain-lain," pungkasnya.gus Laporan Annafi Mujawaroh, Pekanbaru
Adahal yang tidak diketahui ternyata lidi dari kelapa sawit juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan produk kerajinan. Banyak di antara kita tidak mengetahuinya pelepah kelapa sawit selama ini hanya menjadi limbah dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Limbah pelepah kelapa sawit tersebut masih bisa dimanfaatkan.
Abstrak-Tujuan Kegiatan Iptek berbasis masyarakat IbM Diversifikasi limbah lidi kelapa sawit menjadi produk kerajinan tangan adalah memberikan pelatihan kepada masyarakat di Kampung Paya Bedi untuk dapat menciptakan berbagai produk dengan pemanfaatan limbah kelapa sawit mulai dari pelepah dahan sawit hingga Lidi kelapa sawit menjadi produk bernilai ekonomis dan artistik. Kegiatan pelatihan ini melibatkan warga yang berdomisili di seputaran kampung Paya Bedi Kecamatan Rantau Kabupten Aceh Tamiang sebanyak 27 orang khususnya para ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri putus sekolah. Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan mitra 1 yaitu kelompok karya muda kampung paya bedi yang diadakan di galeri kelompok tersebut di Kampung Paya Bedi, Aceh Tamiang. Metode pelatihan menggunakan metode apprenticeship bimbingan langsung dan mengerjakan. Pelatihan kegiatan kerajinan tangan dari limbah lidi kepala sawit dilaksanakan mulai tanggal 8 Mei 2017 sampai dengan 31 Juli 2017 dengan rincian kegiatan meliputi sosialisasi kegiatan, pembuatan mangkuk lidi, pembuatan keranjang buah lingkar dua, pembuatan sapu lidi hias dan pewarnaan serta pelatihan manajerial usaha kelompok karya muda. Pada sesi akhir pelatihan di mana mitra 2 sebagai penyalur akhir produk yaitu toko new keluarga sovernif diberikan materi tentang pemasaran produk berbasis jaringan dengan mempernkenalkan piranti lunak pemasaran produk kerajinan tangan yang dihasilkan oleh mitra 1. Hasil yang diperoleh peserta pelatihan sudah mulai bisa menganyam lidi kelapa sawit untuk dipasarkan oleh baik mitra 1 maupun mitra 2 diantaranya produk kerajinan mangkuk kecil dan besar; keranjang buah dan sapu lidi hias yang bernilai jual dan memiliki nilai seni. Sehingga diharapkan produk kerajinan tangan yang dihasilkan mempunyai variasi model yang unik dan beragam, yang pada akhirnya akan menambah daya saing terhadap daya saing produk kerajinan yang dihasilkan. Kata Kunci-Limbah Kelapa Sawit, kelompok karya muda, kerajinan Tangan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Proceeding Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe September 2017 ISSN 2598-3954240IBM DIVERSIFIKASI LIMBAH LIDI KELAPA SAWIT MENJADI PRODUKKERAJINAN TANGAN DI KAMPUNG PAYA BEDI,KABUPATEN ACEH TAMIANGAbdul Latief1*, Zulkarnen Mora1, Ahmad Ridha11Fakultas Ekonomi, Universitas Kegiatan Iptek berbasis masyarakat IbM Diversifikasi limbah lidi kelapa sawit menjadi produk kerajinan tangan adalahmemberikan pelatihan kepada masyarakat di Kampung Paya Bedi untuk dapat menciptakan berbagai produk dengan pemanfaatan limbahkelapa sawit mulai dari pelepah dahan sawit hingga Lidi kelapa sawit menjadi produk bernilai ekonomis dan artistik. Kegiatan pelatihan inimelibatkan warga yang berdomisili di seputaran kampung Paya Bedi Kecamatan Rantau Kabupten Aceh Tamiang sebanyak 27 orangkhususnya para ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri putus sekolah. Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan mitra 1 yaitu kelompok karyamuda kampung paya bedi yang diadakan di galeri kelompok tersebut di Kampung Paya Bedi, Aceh Tamiang. Metode pelatihan menggunakanmetode apprenticeship bimbingan langsung dan mengerjakan. Pelatihan kegiatan kerajinan tangan dari limbah lidi kepala sawit dilaksanakanmulai tanggal 8 Mei 2017 sampai dengan 31 Juli 2017 dengan rincian kegiatan meliputi sosialisasi kegiatan, pembuatan mangkuk lidi,pembuatan keranjang buah lingkar dua, pembuatan sapu lidi hias dan pewarnaan serta pelatihan manajerial usaha kelompok karya muda. Padasesi akhir pelatihan di mana mitra 2 sebagai penyalur akhir produk yaitu toko new keluarga sovernif diberikan materi tentang pemasaranproduk berbasis jaringan dengan mempernkenalkan piranti lunak pemasaran produk kerajinan tangan yang dihasilkan oleh mitra 1. Hasil yangdiperoleh peserta pelatihan sudah mulai bisa menganyam lidi kelapa sawit untuk dipasarkan oleh baik mitra 1 maupun mitra 2 diantaranyaproduk kerajinan mangkuk kecil dan besar; keranjang buah dan sapu lidi hias yang bernilai jual dan memiliki nilai seni. Sehingga diharapkanproduk kerajinan tangan yang dihasilkan mempunyai variasi model yang unik dan beragam, yang pada akhirnya akan menambah daya saingterhadap daya saing produk kerajinan yang Kunci- Limbah Kelapa Sawit, kelompok karya muda, kerajinan PENDAHULUANA. Analisis SituasiMenurut Rantau Dalam Angka Tahun 2014 yangdikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik BPS KabupatenAceh Tamiang, Kampung Paya Bedi, Kecamatan RantauKabupaten Aceh Tamiang memiliki luas wilayah 192 Ha yangterdiri dari 34 Ha lahan sawah, 78 Ha lahan ladang dan 80perkebunan rakyat. Jumlah penduduk kampung Paya Bediadalah jiwa terdiri dari laki-laki dan dengan rasio jenis kelamin 101. Berdasarkanjenjang pendidikan saat ini terdapat 895 jiwa tidak tamat SD,455 jiwa tamat SD, 458 tamat SMP dan 822 jiwa tamat dari jumlah penduduk berdasarkan indikatorkesejahteraan saat ini terdapat 77 jiwa yang pra-sejahtera, 165jiwa yang sejahtera I, 367 jiwa yang sejahtera II, 136 jiwayang sejahtera III dan 30 jiwa yang sejahtera III+. Sebahagianbesar penduduk Kampung Paya Bedi bermata pencahariansebagai buruh pada perkebunan kelapa sawit swasta yang adadi sekitar desa Kampung Paya Bedi, serta sebagian kecilmasyarakat yang bekerja sebagai wirausaha pada bidangpertanian dan hasil observasi dan juga data yangdiperoleh saat ini di Kampung Paya Bedi sudah ada kegiatanusaha yang dilakukan oleh Bapak dan Ibu yang tergabung kedalam kelompok anyaman tepas Karya Muda Kampung PayaBedi Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang. Dimanamereka kebanyakan hanya berpendidikan hingga tingkat SMPdan SMA dan bekerja sebagai buruh pada perkebunan kelapasawit swasta PT MOPOLI RAYA. Penghasilan sebagaiburuh harian lepas menyebabkan tidak terpenuhinyakebutuhan harian keluarga dan pendidikan anak-anak merekahingga tingkat perguruan karya muda merupakan salah satu kelompokpengrajin yang terdapat di kampung Paya Bedi, kabupatenAceh Tamiang. Kelompok ini didirikan pada bulan september2013. Diawal pendiriannya kelompok ini memiliki 9 oranganggota kelompok yang kesemuannya adalah ibu rumahtangga. Saat ini kelompok karya muda sudah mulaiberkembang dengan memiliki anggota lebih dari 40 ini kelompok telah memiliki beberapa peralatan kerjabantuan dari Dinas sosial dan tenaga kerja kabupaten AcehTamiang berupa satu unit mesin raut yang dipergunakanuntuk membuat anyaman tepas dari pelepah kepala sawit yangtak kenyataan di atas, maka salah satu usahayang ditawarkan untuk memperbaiki perekonomianmasyarakat Kampung Paya Bedi khususnya kelompokperempuan Karya Muda Kampung Paya Bedi KecamatanRantau Kabupaten Aceh Tamiang adalah malalui pelatihanpembuatan kerajinan tangan berbahan baku limbah lidi sawityang bernilai ekonomis sekaligus menghasilkan profit bagianggota kelompok. Pelatihan pembuatan kerajinan tanganberbahan baku dari limbah lidi sawit ini dicetuskan karenatersedianya bahan baku yang cukup melimpah sebabkampung Paya Bedi dikelilingi oleh Perusahaan Perkebunankelapa sawit swasta milik dari PT Mopoli Raya. Disampingitu juga pembuatan kerajinan tangan dari lidi sawit diharapkandapat mengurangi limbah yang dihasilkan daripembudidayaan kelapa sawit serta memanfaatkan limbahsawit menjadi salah satu alternatif pendapatan ekonomis bagimasyarakat. Salah satu potensi yang dimiliki oleh kelompokperempuan Karya Muda adalah kreatifitas untukmemanfaatkan limbah kelapa sawit terutama lidi sawit Elaeis Proceeding Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe September 2017 ISSN 2598-3954241Guineensis Jacq menjadi beraneka kerajinan tangan yangbernilai ekonomis dan artistik. Melalui tangan-tangan anggotakelompok ini dapat dihasilkan produk-produk kerajinantangan yang bernilai ekonomis sekaligus menambahpendapatan bagi anggota ini kelompok karya muda telah memiliki strukturkepengurusan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendaharadan Anggota. Kepengurusan ini telah mendapatkan legalitasdari datok penghulu kampung Paya Bedi sebagai pemimpintertinggi pemerintahan kampung pada tahun 2015 berupa SKkepengurusan kelompok usaha anyaman tepas Karya anyaman tepas Karya Muda juga telah memilikijadwal pertemuan rutin setiap hari selasa dan kamis yangdimanfaatkan untuk melakukan aktifitas merajut anyamantepas serta berdiskusi tentang permasalahan yang dialami olehkelompok. Keahlian merajut anyaman tepas didapatkan daripelatihan selama 3 bulan oleh Rumah Zakat Indonesiabekerjasama dengan DisperindagKop kabupaten AcehTamiang pada tahun 1. Kelompok karya muda sedang mengayam tepas dari KelapaSawitSelain melibatkan ibu-ibu rumah tangga, aktifitasanyaman tepas ini juga diminati oleh para remaja putri putussekolah yang berasal dari dusun-dusun di sekitar kampungPaya Bedi. Saat ini tercacat 22 anggota kelompok telahbergabung dalam kelompok perempuan anyaman tepas KaryaMuda di mana setiap anggota kelompok diwajibkanmenyerahkan modal bagi keberlangsungan usaha ini anggota kelompok telah berhasil membuat anyamantepas dari pelepah kelapa sawit dengan 3 varian yakni wajik,kepang dan dokumen rencana strategis kelompok tahun2014-2018, salah satu aktifitas penting yang harusdilaksanakan adalah pengembangan jenis produk melaluipembuatan aneka produk kerajinan tangan dari limbah lidisawit. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi turunnyavolume produksi dan harga dari anyaman tepas di itulah keseluruhan anggota kelompok menyepakatiuntuk membuat dan memproduksi beraneka produk kerajinantangan dari limbah lidi sawit antara lain keranjang lingkardua, sapu hias warna-warni, keranjang buah, dan aktifitas ini dilakukan dan terwujud maka tekad anggotakelompok perempuan anyaman tepas karya muda untukmewujudkan kampung Paya Bedi sebagai sentra kerajinantangan dari lidi sawit di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2018dapat terealisasi sesuai dengan harapan Permasalahan Utama MitraMitra dalam kegiatan ini adalah kelompok perempuankarya muda, Kampung Paya Bedi, Kab. Aceh yang dihadapi oleh kelompok perempuanKarya Muda sebagai mitra adalah a. Pengetahuan anggota kelompok masih terfokus padapengelolaan pelepah kelapa sawit untuk dijadikananyaman tepas;b. Belum termanfaatkannya limbah sawit berupa bahagianlidi menjadi beraneka produk kerajinan tangan yangbernilai ekonomis dan artistik;c. Pengelolaan manajemen usaha yang belum optimaldipahami oleh setiap anggota kelompok karya muda;d. Masih mengandalkan teknik pemasaran secara tradisionalpesan dulu baru buat.Dari hasil telaah permasalahan yang dihadapi makasolusi yang dapat diusulkan untuk menyelesaikanpermasalahan di atas sebagai berikuta. Memberikan pelatihan diversifikasi produk lidi kelapasawit menjadi aneka kerajinan tangan seperti keranjanglingkar dua, sapu lidi hias, keranjang buah/ parsel danpiring klasik kepada anggota kelompok karya muda diPaya Bedi;b. Mengupayakan daya kreasi angota kelompok untukmenghasilkan produk akhir yang bernilai ekonomis danartistik;c. Memberikan pelatihan pengelolaan manajemen usaha agarlebih maksimal dipahami oleh setiap anggota kelompokkarya muda;a. Menghasilkan piranti lunak pemasaran elektronik kepadamitra dua dalam hal ini toko new keluarga Target LuaranTarget luaran program pelatihan ini mencakup1. Diversifikasi pemanfaatan limbah kelapa sawit menjadia. Beraneka produk kerajinan tangan yang bernilaiekonomis dan artistikb. Pelatihan pembuatan beraneka produk kerajinantangan dari limbah kelapa sawit terutama lidi sawitc. Penciptaan nilai ekonomis bagi kelompok melaluidiversifikasi produk kerajinan tangan yang dihasilkanoleh kelompok dari anyaman lidi sawit menjadiberaneka produk kerajinan tangan seperti keranjanglingkar dua, keranjang buah, sapu hias warna-warnidan lain-lain2. Optimalisasi peran toko new keluarga sovenir melaluia. Pemasaraan produk yang dihasilkan oleh kelompokberbasis E-Marketingb. Chanelling dan membangun kemitraan dengan sesamapemilik usaha sovenir dan kerajinan tangan di AcehTamiang, Kota Langsa dan Aceh METODE PELAKSANAANKerangka Konsep Penyelesaian MasalahBerdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan makadalam kegiatan ini metode pendekatan yang digunakan adalahmetode pelatihan ketrampilan, pelatihan manajemen usaha,dan pendampingan, metode pendekatan untuk memecahkanmasalah mitra sebagai berikut 1. Pelatihan pembuatan beraneka produk kerajinan tangandari limbah lidi sawit Proceeding Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe September 2017 ISSN 2598-39542422. Diversifikasi produk kerajinan tangan dari limbah kelapasawit3. Optimalisasi jaringan pemasaran produk pelatihan yang diberikan adalah - Pelatihan ketrampilan pembuatan mangkok dari limbahlidi kelapa Pelatihan ketrampilan pembuatan keranjang buah darilimbah lidi kelapa Pelatihan ketrampilan pembuatan sapu hias dari limbahlidi kelapa Pelatihan pewarnaan lidi kelapa sawit- Pengemasan produk- Menentukan harga jual- Pemasaran produkIII. HASIL DAN PEMBAHASANKegiatan pelatihan ketrampilan bagi kelompokperempuan Karya Muda dilaksanakan di Galeri KelompokKarya Muda, Kampung Paya Bedi, Kecamatan Rantau,Kabupaten AcehTamiang. Pelatihan ini dimulai tanggal 8 31 Juli 2017. Kegiatan ini meliputi Sosialisasi kegiatan,pelatihan anyaman dari limbah lidi kelapa sawit, pelatihanpewarnaan dan pelatihan pengemasan ini memberikan kemampuan kepada pesertadalam mendesain bentuk dan model produk kerajinan tangandari limbah kelapa sawit dengan menggunakan keahlian atauketrampilan tangan. Sehingga diharapkan produk kerajinantangan yang dihasilkan mempunyai variasi model yang unikdan beragam, yang pada akhirnya akan menambah daya saingterhadap daya saing produk kerajinan yang Sosialisasi kegiatan pelatihanSosialisasi kegiatan dilaksanakan pada hari Senin,tanggal 8 Mei 2017 bertempat di Galeri Kelompok KaryaMuda Paya Bedi. Kec. Rantau. Pada pukul – Sosialisasi kegiatan di hadiri oleh Kepala Desa/ DatukPaya Bedi, Perangkat Desa, anggota Kelompok Karya Mudaserta masyarakat Kampung Paya Bedi. Hasil sosialisasidisepakati jadwal dan mekanisme pelatihan kerajinan LidiKelapa Sawit untuk kelompok perempuan karya muda diDesa Paya Sosialisasi Kegiatan PengabdianKegiatan pelatihan ini ditanggapi positif oleh mitra danmasyarakat setempat. Dengan adanya tanggapan positif darimitra kegiatan diharapkan dapat berjalan lancar, sehinggasemua program dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telahditetapkan. Langkah berikutnya setelah dilakukan dansosialisasi yaitu mengadakan pelatihan ketrampilan darilimbah lidi kelapa sawit dengan berbagai macam keanekaragaman Pembuatan Mangkok dari Lidi Kelapa SawitPelatihan dimulai dengan penyiapan Lidi Kelapa Sawitdan pembersihan lidi sampai halus. pelatihan dibagi menjadi 3kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6-8 orang peserta. Setiapkelompok didampingi oleh 1 orang intsruktur pembuatan Lidi kelapa sawit yang telahdibersihkan dari daunnya dirangkai menjadi mangkok ukuransedang. Untuk membuat mangkok tersebut dibutuhkansebanyak 100 lidi kelapa sawit yang baru, dan belum ini untuk memudahkan pada saat proses pembentukannyaagar lebih mudah lentur dan tidak patah. Mangkok ini dapatdigunakan untuk berbagai macam kebutuhan rumah 3. Instruktur sedang memberikan penjelasanGambar 3. Proses pembuatan mangkok lidiC. Pembuatan Keranjang Lingkar Dua dari Lidi KelapaSawitPelatihan merangkai keranjang lingkar dua lebih sedikitrumit dari mangkok lidi, dan ukurannya lebih besar. Jumlahlidi yang dibutuhkan sebanyak 120 batang lidi yang telahdibersihkan dan disesuaikan bentuk panjangnya agar terlihatlebih rapi. Keranjang buah dapat digunakan untuk berbagaikebutuhan seperti untuk parcel lebaran. Proceeding Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe September 2017 ISSN 2598-3954243Dalam pelatihan ini instruktur memberikan teknik akhirpembuatan keranjang lingkar dua kepada peserta pelatihandimana salah satu kendala dalam pembuatan keranjanglingkar dua adalah pemilihan bahan baku terutama lidi pelatihan menyarankan kepada peserta pelatihanuntuk memilih lidi sawit yang masih fresh dan tanpa satu kendala yang juga dialami oleh peserta pelatihanadalah lidi sawit yang digunakan sering patah sehinggapeserta pelatihan harus menggulang kembali prosespembuatan keranjang lingkar dua. Sebagian besar pesertapelatihan beranggapan bahwa ada kesulitan dalam pembuatankeranjang lingkar dua ini. Ini terbukti dari 24 pesertapelatihan terdapat sekitar 18 orang peserta pelatihan yangmemahami tatacara pembuatan keranjang lingkar dua pelatihan ini para peserta yang sudah memahamiteknik pembuatan keranjang lingkar dua diharuskan mengajarpeserta lainnya diluar jam pelatihan berlangsung. Dalamkesempatan ini instruktur menyarankan kepada pesertapelatihan bahwa dasar keranjang bisa dibuat denganmenggunakan bahan baku dari rotan supaya lebih kuat dankokohAdapun teknik pembuatan keranjang lingkar dua iniadalaha Membuat lingkar keranjang/lingkaran dasar/tapakkeranjang,b Ambil lidi 4 batang susun diselang-seling lalu dipintal dandibulatkan menjadi lingkaran dengan ukuran 15 cm,c Letakkan 4 batang lidi sepertiga lingkaran di ataslingkaran lidi dasar,d Putar lingkaran dasar, kemudian ambil 4 batang lidi lagiletak sepertiga lingkaran diatas lidi yang pertama dandipangkalnya diselipkan di bawah lingkaran hal yang sama sampai enam kali,f Sisipkan 4 batang lidi ke posisi yang sama sampai 6 kali,g Setelah menjadi 8 batang lidi disetiap bagian, lalu tiap-tiap bagian lidi yang 8 tadi dibagi 2 dan masukkan 4batang lidi disisipkan dari pangkal ke pertengahan lidipada bagian. Dilakukan sampai 6 bagian selesai,h Setelah setiap tahapan menjadi 4 bagian sampai 6bagian,lalu pangkal lidi yang telah tersusun dirapikansejajar dengan lingkaran, i Membentuk badan keranjang,j Setelah itu lidi dianyam dengan cara ambil satu bagian lidimemutar ke arah kanan angkat 2 timpa 2 sampai 4 kalisatu tahapan,dan seterusnya hingga menjadi badankeranjang,k Kemudian badan keranjang dirapikan / dibentuk sesuaidengan keinginan,l Lalu membuat tapak kaki keranjang. Ambil satu bagiansisa lidi kemudian dianyam kembali dengan cara memutarangkat 2 timpa 2,dan hingga Membentuk bis keranjang dengan cara mengayam lidiseperti tapak kaki keranjang,o Finishing dengan memvernis keranjangGambar 4. Instruktur menjelaskan tahapan pembuatan keranjang lingkar duabagi peserta pelatihanD. Pewarnaan Lidi Kelapa SawitKegiatan pewarnaan lidi merupakan suatu pelatihan dimanainstruktur memberikan materi cara pewarnaan lidi hiasmenggunakan pewarnaan sintetis. Pewarnaan dimulai denganmemanaskan air selama 15 menit atau sampai mendidih,kemudian diberikan warna alami secukupnya, dan diberikansedikit perasan ceruk nipis untuk mengikat warnanya. Setelahair dan warnanya mendidih serta menyatu, maka di masukkanlidi kelapa sawit yang telah dihaluskan, didiamkan selama 15menit atau sampai mendidih dan warnanya merata sertamenyerap keseluruh batang lidi. Selanjutnya lidi dijemurdibawah terik matahari selama 2 jam atau sampai 5. Persiapan awal pelatihan pewarnaan lidi kelapa sawit kepadakelompok Perempuan Karya MudaE. Pelatihan Sapu Lidi HiasPembuatan sapu lidi hias dimulai dengan merangkai lidisebanyak 20 ikat dan dirangkai menjadi 5 ikat atau 100 lidiwarna-warni. Konsep pembuatan sapu lidi hias dibuat secaraunik agar dapat menarik perhatian bahan baku yang dibelikan adalah pewarnakhususnya warna merah, hijau, lila dan kuning, pita warna-warni, benang sepatu/nilon warna kuning dan hitam, benangsepatu/nilon warna putih, kain warna-warni, busa tebal, lemcap kambing, karton tebal dan karet tata cara pembuatan sapu hias adalah sebagaiberikut 1 Lidi diikat menjadi 6 bagian memakai karetdimana satu bagian terdiri dari 20 buah lidi dan karetdiletakkan ditengah lidi, 2 Lidi yang telah diikatdigabungkan menjadi satu dan disusun melebar, Kemudianikat dengan karet pada pangkal lidi dan 15 cm dari pangkallidi atau disebut pinggang lidi, 3 Ambil benang sepanjang 1meter, lalu dijalin ke tiap-tiap bagian lidi 6 bagian benangkuat diselah-selah lidi sebagai penahan. Jalin benang pada lididengan cara dimasukkan benang pada bagian-bagian lidisecara selang seling, begitu seterusnya hingga bersisa 20 cmdan diakhir ikat selipkan di lidi dan ikat dengan kuat kembali,4 Pada pinggang lidi diberi lem keliling di bawah karet, 5Susun pita pada pinggang yang dilem, 6 Anyam pita denganmenggunakan benang nilon. Cara menganyam benang diputarkearah kanan sampai 20 kali tersusun rapi sejajar dan tidakboleh tertimpa, kemudian diangkat 1 pita masuk benang, 1pita ditimpa benang begitu seterusnya secara bergantianselang-seling sampai sepanjang ukuran 15 cm atau gagang Proceeding Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe September 2017 ISSN 2598-3954244sapu yang direncanakan, 7 Selesai dianyam/dijalin matikanbenang dengan cara menyalipkan benang pada selah lididibawah pangkal dan diikat kuat supaya rapi, 8 Gunting sisabenang dan pita. Beri lem pada tapak gagang karton dan busa yang telah dibentuk. Letakkankain yang telah dipotong 4 segi bungkus/ikat dengan karet,rapikan dan gunting sisa kain, Berikan lem pada pinggirankain yang membungkus lidi dan tempelkan pita bis dan 9sapu diberi vernis dan dijemur sebentar setelah kering sapuhias dikemas dengan plastik pelatihan menvernish/ mengecat produk yangtelah dibuat pada pelatihan-pelatihan sebelumnya. Konsepmenvernish dibuat menarik, agar produk terlihat lebih cerahdan menarik. Metode pewarnaan menggunakan cat varnishsebagai warna dasar, peserta pelatihan dilatih untuk meracikwarna sintetis secara baik agar menghasilkan warna yangberkualitas dan menarik. Selain itu, untuk mempercantik,instruktur juga melatih cara mengemas produk agar terlihatmenarik. Pengemasan produk dilakukan dengan 6. Sapu hias yang dihasilkan oleh anggota kelompok karya mudaGambar 7. Finishing serta varian produk yang dihasilkan kelompokperempuan Karya MudaIV. Kesimpulan1. Masyarakat di Kampung Paya Bedi khususnya yangtergabung dalam kelompok Karya Muda telah mengertibahwa limbah lidi kelapa sawit yang ada disekitar tempattinggal mereka ternyata bukan hanya menjadi sampahmelainkan dapat diciptakan beragam produk kerajinantangan yang bernilai jual Setiap anggota kelompok dan masyarakat mulaimerancang dengan membuat aneka produk kerajinantangan dari limbah lidi kelapa sawit dengan beragammodel produk seperti mangkuk lidi, lidi hias, keranjangbuah dengan aneka warna sintetis yang lebih artistik Anggota kelompok mulai memahami tentang manajerialusaha dengan tujuan penataan pembukuan yang lebihakurat sehingga orientasi pada keuntungan usahapunsemakin Produk kerajinan yang dihasilkan kelompok karya mudamulai dipasarkan oleh toko new keluarga sovenir selakumitra 2 pada pelatihan IbM Diversifikasi limbah lidikelapa sawit menjadi produk kerajinan tangan kepadakonsumen di Kota Langsa dengan berbasis piranti TERIMA KASIHPenulis mengucapkan terima kasih kepada DirektoratPenelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, KementrianRiset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI yang telahmendanai kegiatan pengabdian IbM tahun 2017. Penulis jugamengucapkan terima kasih kepada Rektor UniversitasSamudra, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, dan DatukPenghulu Kampung Paya Donald, Jacobs, L., C., Razavieh. 1985. Introduction ToResearch in Education. New York Holt, Pusat Statistik. Rantau Dalam Angka Tahun 2014PDF , Aceh Tamiang BPS Kabupaten Aceh TamiangBalai Informasi Pertanian, 1990. pada tanggal akses 10 Mei 2016Bogdan, RC dan Biklen, SK. 1982. Qualitative Research forEducation An Introduction to Theory and Allyn and Bacon, IncCreswell, John W. 2003. Research Design Qualitative,Quantitative and Mixed Methods Approach 2ndEdition. University of Nebraska. Sage PublicationDirektorat Jenderal Perkebunan. 2008. tanggal akses 10 Mei 2016Dokumen Rencana Kerja Kelompok Perempuan AnyamanTepas Karya Muda Tahun 2014-2018 diakses tanggal10 Mei 2016 diakses tanggal 10 Mei2016Sastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. JakartaAgromedia PustakaSetyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit. Yogyakarta KanisiusSunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya & PengolahanKelapa Sawit. Jakarta Agromedia Pustaka ResearchGate has not been able to resolve any citations for this To Research in EducationDonald AryL JacobsC RazaviehAry, Donald, Jacobs, L., C., Razavieh. 1985. Introduction To Research in Education. New York Holt, of Nebraska. Sage Publication Direktorat Jenderal PerkebunanJohn W CreswellCreswell, John W. 2003. Research Design Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approach 2 nd Edition. University of Nebraska. Sage Publication Direktorat Jenderal Perkebunan. 2008. Pada tanggal akses 10 Mei 2016S SastrosayonoSastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta Agromedia PustakaKelapa Sawit. Yogyakarta Kanisius SunarkoD SetyamidjajaSetyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit. Yogyakarta Kanisius Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya & Pengolahan Kelapa Sawit. Jakarta Agromedia Pustaka
Banyakmanfaat yang telah diambil dari pohon kelapa, mulai makanan, minuman, sumber energi, minyak goreng, aneka kerajinan sampai untuk perkakas rumah tangga. Sementara daun yang sudah tua bisa diambil lidinya untuk menjadi sapu lidi, serta menjadi aneka produk kerajinan yang unik. Tempurung Kelapa untuk kerajinan
Berbagai macam bahan yang digunakan juga mempengaruhi hasil akhir dari suatu produk kerajinan. Dari mulai bahan daur ulang, bahan mentah yang terbuat dari alam, ataupun bahan mentah yang relatif murah hingga bahan yang mahal pun dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan kerajianan. Salah satu bahan yang asli dari alam dan dapat digunakan untuk membuat kerajinan dari lidi pohon kelapa. Untuk menghasilkan sebuah piring dari lidi, memang membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang cukup tinggi. Karena proses pembuatannya pun membutuhkan proses yang cukup rumit. Proses Pembuatan Kerajinan Dari Lidi Kelapa Bahan Lidi yang masih basah Berikut langkah – langkah untuk membuat kerajinan dari lidi kelapa yang berupa piring lidi Bersihkan Lidi dari daun pohon kelapa yg masih tersisa. Dianyam mulai dari bagian tengah dengan membentuk pola tertentu yang berbentuk lingkaran sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Lidi diselipkan pada ujung lingkaran supaya terbentuk seperti piring. Jika piring berdiameter besar biasanya terjadi penyambungan lidi dengan cara ditindih berdasarkan pola anyaman yang dibuat. Finishing, dengan diplitur, cat, ataupun proses melamik. Kerajinan yang memanfaatkan bagian pohon kelapa untuk diolah menjadi barang – barang yang bernilai ekonomis, misalnya kerajinan tangan dan mebel. Seiring berkembangnya zaman dan teknologi serta dengan pengolahan sabut kelapa yang inovatif, sabut kelapa dapat menjadi produk kerajinan yang benilai jual tinggi. Seperti contohnya pemanfaatan sabut kelapa sebagai pengisi jok mobil sabut kelapa, kasur sabut kelapa, sofa sabut kelapa, pot sabut kelapa, dan aneka kerajinan sabutret yang lainnya. Namun, dengan peralatan yang masih sederhana tentu tidak mampu memproduksi dalam jumlah besar, sehingga bisnis yang dijalankan tersebut tidak dapat berkembang. Dengan ketersediaan mesin – mesin industri skala rumahan atau pabrik seperti mesin pengurai sabut kelapa ini, maka peluang usaha ini cukup menjanjikan dan prospektif. Untuk ulasan produk olahan sabut kelapa baca juga peluang usaha produk sabut kelapa yang menguntungkan. Begitu banyak peluang bisnis yang bisa kita ciptakan dari pohon kelapa, contohnya sabut kelapa. Mungkin masih banyak yang belum kita gali tentang peluang bisnis sabut kelapa. Semoga artikel ini bisa membantu dalam memulai bisnis sabut kelapa Anda. Terimakasih.
Laluia berinisiatif membuat produk yang berasal dari lidi kelapa dengan ditenun untuk kemudian dijadikan kerajinan aksesori dan suvenir. Dia merintis usahanya sejak tahun 1998 dengan modal awal yang minim. Seiring berjalannya waktu, produknya banyak diminati konsumen. Di 2002 akhirnya usahanya mendapat legalitas.
Kerajianan produk Indonesia memang selalu memberikan nuansa keunikan dan kecantikan yang beragam. Berbagai macam bahan yang digunakan juga mempengaruhi hasil akhir dari suatu produk kerajinan. Dari mulai bahan daur ulang, bahan mentah yang terbuat dari alam, ataupun bahan mentah yang relatif murah hingga bahan yang mahal pun dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan kerajianan. Salah satu bahan yang asli dari alam dan dapat digunakan untuk membuat kerajinan adalah lidi pohon kelapa ternyata dapat dibuat menjadi kerajinan tas yang cantik dan unik. Usaha ini dikembangkan oleh banyak pengrajin tas yang ada di kota Jogjakarta. Bahan baku lidi sengaja dipilih oleh para pengrajin karena memiliki harga yang relatif murah, serta bahan tersebut mudah ditemukan di daerah Jogja. Lidi yang digunakan dapat diperoleh di pasar – pasar tradisional, atau dapat diperoleh langsung dari petani kelapa yang ada di kota gudeg menghasilkan sebuah tas cantik dari lidi, memang membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang cukup tinggi. Karena proses pembuatannya pun membutuhkan proses yang cukup rumit. Sebelum lidi digunakan untuk membuat tas, biasanya lidi tersebut dijemur dulu hingga bener – bener kering. Setelah kering, kemudian baru dirajut satu per satu sesuai dengan pesanan yang diminta konsumen. Selain itu lidi tersebut juga dapat dirajut dengan warna yang bervariasi sehingga membuat penampilan tas lidi ini semakin menawan hati para ketelitian dan ketekunan yang dimiliki para pengrajin, serta strategi pemasaran langsung maupun via online yang digunakan para pengrajin. Maka tak heran jika tas lidi yang berawal dari usaha rumahan ini telah menjadi usaha yang berkembang hingga produknya mampu melanglang buana. Keunikan dan keaslian bahan yang alami mampu memikat konsumen dalam negeri maupun luar negeri, pesanan yang datang dari beberapa negara di Eropa hingga Timur tengah menjadi peluang yang begitu lebar untuk meraup keuntungan besar dari usaha dari usaha tas lidi dapat dijadikan sebagai motivasi dan inspirasi bagi para pencari usaha. Karena usaha kerajinan tas lidi ini, juga dapat dijadikan sebagai salah satu contoh peluang sukses bisnis rumahan. Dengan mengawali usahanya dari rumah, sekarang usaha tas lidi mampu menghasilkan produk yang berkualitas hingga gambar Tim Bisnis UKM
Denganmemanfaatkan bahan yang ada di alam dan ramah lingkungan yaitu sabut kelapa, dari kelihaian tangan sang pengrajin, sabut kelapa tersebut dibuat menjadi berbagai macam benda kerajinan. Produk kerajinan sabut kelapa ini banyak diminati masyarakat di Sumatera Utara bahkan sampai ke pulau Jawa. Saat ini, kerajinan sabut kelapa sering
fArVXg9. i9dijhc3jq.pages.dev/118i9dijhc3jq.pages.dev/133i9dijhc3jq.pages.dev/318i9dijhc3jq.pages.dev/196i9dijhc3jq.pages.dev/244i9dijhc3jq.pages.dev/166i9dijhc3jq.pages.dev/117i9dijhc3jq.pages.dev/66i9dijhc3jq.pages.dev/297
kerajinan dari lidi kelapa